Berdasarkan
penelitian perusahaan intelejen yang mengkhususkan diri dalam pasar teknologi
global ABI Research, pada tahun 2013 diperkirakan pengeluaran untuk
infrastruktur keamanan cyber pertahanan, energi, keuangan, kesehatan,
ICT, keamanan publik, transportasi, serta air dan pengelolaan limbah global
mencapai US$46 miliar. Sementara, menurut laporan Gartner, pada tahun
2013 pasar jasa keamanan IT global diperkirakan mencapai US$67,2 miliar.
Tak cukup
sampai disitu, firma periset tersebut sempat memprediksikan pada tahun 2014
belanja untuk keamanan TI global akan meningkat 7,9% menjadi US$ 71,1 miliar
dari tahun 2013, dan akan tumbuh 8,2% menjadi US$76,9 miliar pada tahun 2015.
Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah sudah mempersiapkan diri untuk belanja
keamanan IT? Dan apa saja yang bakal dilakukan untuk meminimalisir serangan hacker
yang akan datang ke Indonesia?
Hal itu
menjadi pembahasan penting dalam acara Virtus Security Day 2015, dalam acara
diskusi yang bertajuk Advanced Threat Evolution and Future Attack Vectors.
Dimana, insiden keamanan informasi menjadi topik hangat dewasa ini, dengan
begitu banyaknya tindakan cyber crime di dunia, mulai dari yang kecil
sampai peristiwa besar.
“Teknologi
yang semakin canggih tidak hanya menguntungkan perusahaan tapi juga para hackers
dalam menciptakan ancaman baru yang diprediksi akan semakin destruktif,”ujar
Vice President Virtus, Toto A. Atmojo, Jakarta (30/4). Untuk itu, dikatakannya,
organisasi dituntut untuk terus memperbaharui sistem keamanan mereka mengingat
pola ancaman yang kian pintar dan tak terduga.
Dirinya pun
menegaskan, melalui Virtus Showcase ini, perusahaanya ingin meningkatkan
awareness para professional TI khususnya di bidang keamanan informasi
dalam menangkal serangan cyber melalui praktek dan strategi terbaik dari
pakar security IT dan juga pelaku industri.
Kemudian
Ketua Umum Aptikom, Richardus Eko Indrajit menyimpulkan bahwa harus ada yang
namanya deteksi dan proteksi untuk mencegah serangan cyber tersebut. “Dan juga
lakukanlah general check up layaknya cek kesehatan, artinya sebelum
terkena penyakit anda bisa mencegahnya, tapi ketika sudah sakit Anda bisa
memulihkan diri dengan berobat,”ungkapnya.
Sehebat
apapun hardware ataupun software, akan percuma jikalau tidak
dibarengi dengan sikap awareness dari SDM dalam menghadapi serangan cyber
dadakan. Dikarenakan, kerjasama antara manusia dan proses teknologi
merupakan kunci untuk meningkatkan keamanan IT.
- See more
at:
http://teknopreneur.com/dinamika/teknopreneur-cyber-crime-picu-perusahaan-berinvestasi-dalam-membangun-keamanan-it#sthash.55lrcUhi.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar