Rabu, 06 Mei 2015

Cyber Crime Picu Perusahaan Berinvestasi Dalam Membangun Keamanan IT


 

                   Berdasarkan penelitian perusahaan intelejen yang mengkhususkan diri dalam pasar teknologi global ABI Research, pada tahun 2013 diperkirakan pengeluaran untuk infrastruktur keamanan cyber pertahanan, energi, keuangan, kesehatan, ICT, keamanan publik, transportasi, serta air dan pengelolaan limbah global mencapai  US$46 miliar. Sementara, menurut laporan Gartner, pada tahun 2013 pasar jasa keamanan IT global diperkirakan mencapai US$67,2 miliar.
Tak cukup sampai disitu, firma periset tersebut sempat memprediksikan pada tahun 2014 belanja untuk keamanan TI global akan meningkat 7,9% menjadi US$ 71,1 miliar dari tahun 2013, dan akan tumbuh 8,2% menjadi US$76,9 miliar pada tahun 2015. Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah sudah mempersiapkan diri untuk belanja keamanan IT? Dan apa saja yang bakal dilakukan untuk meminimalisir serangan hacker  yang akan datang ke Indonesia?
Hal itu menjadi pembahasan penting dalam acara Virtus Security Day 2015, dalam acara diskusi yang bertajuk Advanced Threat Evolution and Future Attack Vectors. Dimana, insiden keamanan informasi menjadi topik hangat dewasa ini, dengan begitu banyaknya tindakan cyber crime di dunia, mulai dari yang kecil sampai peristiwa besar.
“Teknologi yang semakin canggih tidak hanya menguntungkan perusahaan tapi juga para hackers dalam menciptakan ancaman baru yang diprediksi akan semakin destruktif,”ujar Vice President Virtus, Toto A. Atmojo, Jakarta (30/4). Untuk itu, dikatakannya, organisasi dituntut untuk terus memperbaharui sistem keamanan mereka mengingat pola ancaman yang kian pintar dan tak terduga.
Dirinya pun menegaskan, melalui Virtus Showcase ini, perusahaanya ingin meningkatkan awareness para professional TI khususnya di bidang keamanan informasi dalam menangkal serangan cyber melalui praktek dan strategi terbaik dari pakar security IT dan juga pelaku industri.
Kemudian Ketua Umum Aptikom, Richardus Eko Indrajit menyimpulkan bahwa harus ada yang namanya deteksi dan proteksi untuk mencegah serangan cyber tersebut. “Dan juga lakukanlah general check up layaknya cek kesehatan, artinya sebelum terkena penyakit anda bisa mencegahnya, tapi ketika sudah sakit Anda bisa memulihkan diri dengan berobat,”ungkapnya.
Sehebat apapun hardware ataupun software, akan percuma jikalau tidak dibarengi dengan sikap awareness dari SDM dalam menghadapi serangan cyber dadakan. Dikarenakan, kerjasama antara manusia dan proses teknologi merupakan kunci untuk meningkatkan keamanan IT.
- See more at: http://teknopreneur.com/dinamika/teknopreneur-cyber-crime-picu-perusahaan-berinvestasi-dalam-membangun-keamanan-it#sthash.55lrcUhi.dpuf


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar