Buatlah
kesimpulan macam-macam proposal yang ada tentang strategi kebijakan
pembangunan
telematika.
NAMA : AKRIM ALIUDIN
KELAS : 4KA41
NPM :
10111525
Tugas
Berdasarkan perkembangan
telematika, telematika
di Indonesia
memiliki tiga peran pokok, antara lain :
1. Mengoptimalkan proses pembangunan. Telematika memberikan dukungan
terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat berupa sarana telekomunikasi
yang memuahkan masyarakat saling berinteraksi tanpa terhalang
jarak. Dengan telematika, proses komunikasi menjadi mudah sehingga mudah pula
untuk menyebarkan informasi dari satu daerah ke daerah lain.
2. Meningkatkan Pendapatan. Produk dan jasa teknologi telematika merupakan
komoditas yang memberikan peningkatan pendapatan bagi perseorangan, dunia usaha
bahkan negara dalam bentuk devisa hasil ekspor jasa dan produk industri
telematika.
3. Pemersatu bangsa. Teknologi telematika mampu menyatukan bangsa melalui
pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area
dengan cepat tanpa terhalang jarak daerah masing-masing.
Ragam bentuk telematika yang di sajikan merupakan apilkasi yang sudah
berkembang di berbagai sektor kehidupan sehingga tidak menutup kemungkinan
terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan work and play dapat menggunakan
teknologi telematika sebagai penunjang kinerja semua usaha di semua sektor
kehidupan baik dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya. Bentuk-bentuk tersebut
adalah sebagai berikut :
a. E-Goverment
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara
elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang
telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai
tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif
untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di
Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya. Tim tersebut
memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan
online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintahan dan masyarakat, tetapi juga antar sesame unsur pemerintahan dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs secara online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintahan dan masyarakat, tetapi juga antar sesame unsur pemerintahan dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs secara online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
b. E-Commerce
Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi
perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang
iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer
uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim. Luasnya wilayah e-commerce ini,
bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi,
pengiriman perangkat lunak (software), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-
commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini
adalah toko
online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
c. E-Learning
Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dari
pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.
Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak
jauh (distance learning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya tekhnologi telematika, yang
dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya.
Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah,
tugas pun dapat dilakukan secara online baik lewat blog masing-masing maupun lewat situs kampus.
tugas pun dapat dilakukan secara online baik lewat blog masing-masing maupun lewat situs kampus.
Peranan web kampus atau sekolah termasuk cukup sentral dalam kegiatan
pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi,
perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung.
Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang
memerlukan tanpa memandang usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA),
telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan
penilaian sudah melalui sarana internet yang dikenal sebagai Sistem
Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar,
bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia internet sealin itu
biasanya web-web kampus/sekolah memiliki perpustakaan elektronik yang berisi
arsip-arsip/ referensi-referensi buku yang dibutuhkan oleh mahasiswa, sehingga
mereka dapat mengaksesnya dengan mudah.
d. Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai
bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga
diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar
saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data
informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di
internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi
yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.
e. Video Telenconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh
dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini
dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk
bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan
diri dan kerjasama yang bersifat sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi
dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut
Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan
ketersediaan para tenaga terampil.
Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine,
e-laboratory, e-technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan
informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud
hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau
sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas
digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta
teleconference.
Pemanfaatan Telematika di Bidang Pendidikan
Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di
bidang pendidikan, yaitu :
01. Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan
teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep
perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang
terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu
dapat di akses melalui internet.
02. Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola,
orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar
kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.
03. Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai
bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga
diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar
saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data
informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di
internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi
yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.
04. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis (Digital)
Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan
belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi.
Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program
ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki
kantor pos yang menyediakan jasa internet.
05. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses
serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu
dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan
ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat
yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan
kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun
nonformal dalam suatu “cyber system”.
06. Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian
besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini
kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas.
Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau CD ROM, namun perlu
dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan.
Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih
dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu
sistem.
07. Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh
dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini
dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk
bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan
diri dan kerjasama yang bersifat sosial.
Dampak Penggunaan Telematika
Berbagai macam bentuk yang menjadi dampak penggunaan telematika merebak
luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan merubah pola kehidupan,
bekerja, berusaha bahkan merubah falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak
yang pasti adalah akan terjadinya perubahan minat bekerja yang lebih efisien
dalam arti benefit to cost ratio, efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan
pemerataan distribusi produk jasa kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul
penggunaan telematika baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Penghematan transportasi dan bahan bakar.
2. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh
daerah.
4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.
Posisi Indonesia Dalam Bidang Telematika
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif dalam
pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The National Infrastructure
Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lainnya mengikutinya.
Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan kebijakan-kebijakan
superhighways informasi mereka, yaitu The Information Society Initiative di
Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan super high ways informasi dengan nama nusantara 21. Beda antara nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan super high ways informasi dengan nama nusantara 21. Beda antara nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
A. Evolusi Teknologi
Teknologi terus berubah. Prakiraan perkembangan teknologi di masa
mendatang sangat beragam. Di antara banyak negara tidak ada persetujuan
mengenai kebutuhan untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling jauh.
Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung oleh satelit
dengan orbit rendah mungkin dapat mewujudkan komunikasi broadband dengan baik.
Di Indonesia tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat
masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta
huruf, sehingga tampaknya teknologi visual dan pembicaraan (speech) akan lebih
mendapat tempat di masyarakat dari pada teknologi informasi dengan tulisan
(text).
B. Struktur pasar dan strategi industri
Para aktor strategi industri yang terlibat dalam pembuatan superhighways
informasi tidak tergantung pada negara dimana mereka tinggal. Strategi-strategi
dari para aktor utama dalam industri content juga menggambarkan ketidakpastian
mengenai masa depan peralatan layanan informasi yang akan digunakan.
Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di masa depan strategi yang
tepat berada dalam pilihan alternatif antara lain multimedia (seperti CD-ROM,
perangkat lunak PC dan piringan video digital) atau kabel (seperti TV kabel,
telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau jejaring telekomunikasi dari
berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
C. Penyusunan Institusional
Kebijakan – kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai badan
atau agen pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun
territorial. Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol
seluruh proses kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Di
Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim Koordinasi Telematika
Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai keppres 30 tahun 1997.
Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih sangat besar dibandingkan
peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula institusi yang lemah posisinya
daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang
terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil Telkom, Indosat, dan
Universitas.
D. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional
Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai
negara, visi sosial yang dikandungnya memiliki content local yang unik, yang
berpijak pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara.
Di Indonesia, konsep superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek
Wawasan Nusantara yang heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi
ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak
adanya konsep satelit. Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari
Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan
nusantara. Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A),
program yang bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
E. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya
Melalui tiga analisis yang umumnya dilakukan di semua negara (daya saing
ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi telekomunikasi), juga analisis
spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan
kepada kebijakan-kebijakan publik lainnya.
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar, 2001).
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar, 2001).
Kesimpulan :
Dalam rangka membangun masyarakat informasi dunia, memberikan layanan
publik dan menciptakan Sistem Kepemerintahan yang demokratis, transparan,
bersih, adil, akuntabel, bertanggung jawab, responsif, efektif dan efisiensi
perlu pengembangan dan penerapan aplikasi Telematika di lingkungan.
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini diperlukan proses transformasi
yang melibatkan berbagai komponen bangsa, pembangunan telematika direncanakan
secara matang, cermat, bertahap, realistis dan membumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar